[REVIEW] NETFLIX DOCUMENTER - A Life Too Short: The Issabela Mardoni Case



Cerita dokumenter kisah nyata ini dimulai dari ada seorang anak perempuan berumur 5 tahun yang dilempar dari apartemen lantai 6 lewat jendela di Sao Paulo, Brazil. Meninggal-lah itu anak. Tapi, waktu beberapa jam setelah dilempar dan dibawa ke rumah sakit, dia masih napas tapi udah kritis banget keadaannya. Jadi diawal dijelasin dulu latar belakang keluarga si Issabela ini. Ibu Bapaknya udah cerai waktu dia umur 11 bulan dan mereka nikah juga karena MBA (Married by Accident) si Issabel ini waktu ibunya umur 17 tahun. Setelah cerai, ibu bapaknya masih berkomunikasi dengan baik buat Issabel. Hak asuk ada di ibunya tapi bapaknya sering ngajak Issabel nginep di tempatnya alias masih boleh ketemu dengan leluasa sama bapaknya dan bapaknya harus bayar tunjangan juga buat si Issabel. FYI, bapaknya juga anak orang kaya gitu lo, kakeknya Issabel dari bapaknya ini pengacara lumayan terkenal di Brazil. Desas desusnya bapaknya Issabel ini sangat bergantung hidup sama kakeknya Issabel ya bisa dibilang hidupnya disokong sama kakeknya Issabel sampe bayar tunjangan Issabel juga dari kakeknya ceunah.


Nah saat Issabel umur 5 tahun ini, bapaknya udah nikah lagi dan punya 2 anak lain (cowok dua-duanya) yang masih balita. Katanya si istri barunya ini agak gak suka kalo bapaknya ini terlalu deket sama Issabel dan ibunya. Gitulah masalah keluarga baru. Tapi, kalo Issabel ke rumah mereka tetep baik perlakuannya ke Issabel. Suatu saat tanggal 29 Maret 2008, Issabel diajak bapaknya buat nginep di apartemennya seperti biasa mungkin gantian berapa hari di ibunya, terus berapa hari di bapaknya. Nah, itulah tanggal Issabel meninggal abis dilempar dari jendela apartemen bapaknya sendiri di lantai 6. Keadaan di apartemen itu Issabel sendirian karena anak yang lain masih di mobil lantai bawah lagi dijemput sama bapaknya.


Yang bikin kasus ini terkenal banget sampe heboh di Brazil tahun itu, bapaknya bilang ada yang bobol masuk rumahnya alias perampokan terus ngelempar anaknya. Tapi, gak ada tanda-tanda pembobolan atau barang yang ilang. Ya masa dia tiba-tiba lempar anak kecil, kalo pake logika itu anak gak bakal bisa ngapa-ngapain juga kagak usah dilempar juga bakal diem aja paling nangis. Polisi ternyata emang curiga ke bapaknya dan istri baru nya itu karena ya kan tempat kejadian di rumah mereka dan mereka sebenernya ada disitu juga. Dari penggeledahan apartemen mereka, emang gak ditemuin apa-apa yang bisa jadi bikin bukti mereka berdua yang ngelempar si Issabel. Jadi, sebenernya emang belum ada bukti yang valid mengarah ke mereka sebagai pembunuh Issabel. Cuma dari kejadian di apartemen mereka dan mereka ada disitu dan orang yang mereka bilang bobol rumah juga gak ketangkep. Sumpah ini kasus seru sekaligus kasian sama Issabel sih… Tapi bener-bener pengen nuduh bapaknya tapi ada bukti juga dibelakang apartemen mereka itu ada sebuah kontstruksi yang belum jadi dan pintu nya abis dibobol yang menyebabkan seseorang bisa gampang masuk ke daerah apartemen mereka. Tapi buat gue belum bisa sekuat itu sampe perampok masuk ke apartemen tanpa ketauan satpam ataupun orang lain dan tanpa adanya rusakin pintu. Atau mungkin dia masuk waktu pintu dibuka terus mereka nyelundup ikutan masuk gitu kali ya. Tapi mereka ngumpet dimana sebelum pintu kebuka.


Setelah berbagai pemberitaan yang heboh, dan gak ditemuin bukti atau orang lain yang terlibat, akhirnya bapak dan istri baru nya dijadikan terdakwa atas pembunuhan Issabel. Bapaknya dihukum 30 tahun, istrinya 26 tahun. Sampe akhir pun bapak Issabel dan istrinya gak mengaku udah membunuh Issabel. Mereka tetep kekeuh gak bersalah atas kematian Issabel dan tetep bilang kalo yang ngelempar Issabel dari jendela apartemennya itu adalah perampok.


Ini yang gue masih gak ngerti ya sama bapak dan ibu tirinya. Ini kalo perampokan mereka gak ada usaha juga kasih ciri-ciri atau gimana model si perampok. Terus hasil otopsi juga terlihat kalo ada bekas cekikan di leher Issabel sebelum dilempar. Jadi itu anak udah gak berdaya sebenernya sebelum dilempar. Dan yang kasian juga keluarga ibunya yang gak tau apa-apa tau tau dapet kabar anaknya meninggal kelempar dari jendela apartemen bapaknya sendiri. Gimana ya gak curiga sama bapaknya dan istri barunya. Apalagi ada history kalo istri barunya kurang suka sama Issabel dan ibunya. Pasti semua mata tertuju pada mereka berdua ini.


Masih banyak perdebatan juga di Brazil tentang apakah pasangan ini benar-benar bersalah atau nggak. Kalo mau diliat dari bukti emang iya, susah buat nemuin alat pembunuhannya (ya tapi dia dicekek ama dilempar gimana cara tau siapa yang ngelempar) tapi motifnya masuk nih buat ibu tirinya dan dibantu bapaknya yang mungkin juga udah mau melepas masa lalu dan bantuin si istri daripada ribut mulu.


Semoga Issabel tenang di alam sana dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kelapangan hati untuk menerima.


[TIPS] Contoh pertanyaan yang sering ditanyakan saat interview HR

Pada kesempatan menulis kali ini, saya ingin memberikan beberapa tips dan contoh bukan dalam lingkup traveling namun pertanyaan pada saat sedang berada pada posisi interview dengan HR. Mencari pekerjaan menjadi sesuatu hal yang sedang dilalui para Gen Z ataupun juga Milenial seperti saya. Ya, saya seorang Milenial yang sedang mencari pekerjaan setelah kontrak pekerjaan terakhir saya berakhir di tahun 2023. Berdasarkan pengalaman saya, mencari pekerjaan terasa lebih sulit dibanding pengalaman saya sebelumnya. Mungkin juga bisa disebabkan dengan umur saya yang terbilang sudah "tua" untuk pencari kerja atau memang ekonomi negara kita yang sedang tidak baik-baik saja. Jika kita lihat, lowongan pekerjaan sangat banyak tersedia di berbagai platform pencarian kerja, namun pencari kerja pun sangat banyak sehingga saya sering melihat ada satu posisi yang sudah dilamar oleh dua ribu lebih pelamar dalam waktu satu minggu saja semenjak iklan lowongan pekerjaan tersebut terbit di salah satu platform. Namun, walau keadaannya memang seperti itu, kita tidak boleh menyerah oleh keadaan dan teteap berusaha dan terus berjuang untuk mendapatkan pekerjaan yang kita inginkan. Sambil juga mungkin bisa mengambil beberapa course yang bisa menunjang pekerjaan yang kita lamar.

Pengalaman saya, saya ingin sekali bekerja kembali pada posisi Payroll dan Human Resources, sehingga saya mengambil boootcamp Human Resources di salah satu platform pembelajaran yaitu kelas.com. Setelah itu, alhamdulillah saya mendapat kesempatan untuk interview HR dan User di salah satu perusahaan oil and gas namun sayang belum rezeki mungkin jadi belum keterima, saya gagal saat interview User. Tapi, saya ingin membagikan beberapa pertanyaan yang saya ingat saat interview HR tersebut. Berikut beberapa contoh pertanyaannya:

Yang pertama, pasti interviewer akan mempersilahkan untuk mengenallkan diri. Yang saya pelajari dari bootcamp dan research ke beberapa akun tentang recruiter di Instagram, mereka menyarankan untuk memasukkan beberapa poin ini:

  • Terima kasih kepada interviewer atas kesempatan sampai di tahap wawancara
  • Nama kita dan lulusan mana
  • Pengalaman terakhir di pekerjaan
  • Skill yang mau di highlight yang sejalan dengan values perusahaan
Ini hanya beberapa contoh saja berdasarkan pengalaman saya. Saya coba berikan contoh script saat saya interview kemarin ya:

Thank you, xxx, for the interview opportunity for the xxx position at xxx. My name is xxx or you can call me xxx. After graduating from xxx with a bachelor’s degree in xxx, I started my career at xxx as xxx and xxx. I gained valuable experience in HR, particularly in handling acquisition processes and gaining database management skills along with the transfer process which I recognized for an outstanding contribution and exemplary leadership during a successful acquisition project from the COO of  xxx.

I then moved to xxx as xxx specializing in creating an individual tax returns for expatriates/inpatriates, where I sharpen my skills in client communication, problem-solving, tax calculations and I also completed a Tax Brevet course to build a strong foundation in tax knowledge and practical skills.

Seeking new challenges, I joined xxx to focus on finance and commercial aspects of switchgear ensembled and installation projects, gaining expertise in contract review and project management. Despite these diverse experiences, I found my true passion in HR & payroll. Because I have always enjoyed working with numbers, participating in payroll audit & salary surveys, and identify areas of improvement in HR by communicate with other employees and stakeholders. Additionally, I find satisfaction in finding solutions for employees who encounter difficulties with tax and salary payments, ensuring that both employees and the company's goals are met. I enjoy being able to understand and contribute to the perspectives of both employees and management to achieve mutual goals without sacrificing either party. It's challenging, but it's also very rewarding to me.

In my latest role as xxx at xxx, Specifically, I worked on overtime and shift premium, which involved transitioning from manual email approvals to using Workday by creating new scenarios that were not included in Workday previously by performing UAT until it was a Go-live process. This transition required a lot of effort to ensure accuracy because I need to collaborate with other stakeholders such as Managers and team leader of each team to gain practical insights and also with Workday Expert in India to conclude it into new scenarios and implement it to Workday. I also collaborated with the Payroll team to handle overtime, shifting premium calculations, and severance payments based on Indonesian and company regulations since the Payroll team is in the PH so I need to explain how the actual practice in Indonesia. I also addressed employee inquiries regarding salary and tax calculations, drawing on my prior experience in individual tax and payroll. Additionally, I managed ad-hoc payroll tasks, such as processing one-time payments and handling overtime that couldn't be inputted through Workday.

I believe that payroll, tax, and accounting are interconnected. To further my capabilities, I pursued additional courses in accounting, online HR boot camp which I gained more insights of HR world from HR fundamental, talent acquisition, to creating a job grading and salary structure, Everyday Excel, and Google Data Analytics. Altogether, along with my skills and passion, I hope that I can contribute to xxx as an xxx and reaching the same goal to have a career that will last a lifetime in an environment that will keep us growing and developing.

Mungkin terlihat agak panjang ya karena saya mencantumkan dan memberikan summary dari pekerjaan saya sebelumnya. Karena saya merasa pengalaman saya di pekerjaan sebelumnya bisa berkontribusi lebih untuk role saya di perusahaan ini. Intinya, ceritakanlah pengalaman pekerjaan Anda yang sejalan dengan role di perusahaan yang Anda lamar.

Yang kedua, biasanya mereka akan bertanya tentang tantangan yang pernah Anda hadapi di pekerjaan sebelumnya atau saat kuliah. Sebisa mungkin masukkan solusi juga pada tantangan yang sudah Anda hadapi dan bagaimana sikap Anda saat menghadapi situasi tersebut. Berikut jawaban saya saat interview kemarin:

One challenge I faced occurred early in my time in xxx, during the first month after I joined the company, there were numerous questions related to the calculation of income tax (Wht. Art.21), as employees noticed that the tax deducted by the company was less than what was typically shown on their payslips from the previous employer. After investigating and coordinating with the payroll team in the Philippines, I discovered that the issue stemmed from the mid-year transfer from xxx to xxx on July 1, 2022 (which is also my first day joined the company). The payroll team had not accounted for the tax deductions from the previous employer for the first six months because they had not received the necessary data until one month after the transfer or after the first payroll payment, and only obtained it two months after the transition.

Due to the volume of inquiries, I took the initiative to organize a Q&A session on the matter, drawing on my previous experience at xxx and xxx. During this session, many employees were quite frustrated due to the inconsistent tax calculations and the impact on their financial situation. In this challenging situation, I remained calm and addressed the questions and concerns thoroughly, explaining that the discrepancies were due to timing issues and that the tax deductions would be correct in the following month. Although the process was difficult, once the tax deductions were adjusted correctly, everything proceeded smoothly.

This experience underscored the importance of effective communication. It highlighted the need for us as HR to proactively provide information and updates regarding any changes or new information that might affect employees, preferably through emails or Q&A sessions before issues arise.

Yang ketiga, dan biasanya paling sering ditanyakan yaitu kelebihan dan kelemahan kita. Mungkin Anda sudah sering melihat contoh-contoh dari jawaban ini yang rata-rata akan menyarankan Anda untuk menjawab kelebihan dengan kelebihan yang benar-benar Anda kuasai dan punya efek signifikan kepada pekerjaan Anda sebelumnya. Dan kekurangan Anda adalah kekurangan yang disadari dan Anda tahu cara mengatasinya. Berikut jawaban saya terkait pertanyaan tersebut:

Strongness:

Having an experience in different industries and roles build me as an agile individual who highly adaptable and have successfully taken on new challenges and responsibilities with minimal ramp-up time to the new environment and workplace with different cultures and values and a capacity for quickly learning new concepts and tools.

Weakness:

Oftentimes, I can be timid when providing constructive feedback to coworkers or managers, out of fear of hurting someone’s feelings. However, in my last role, my coworker in payroll team asked me to provide her feedback for areas of improvement and my manager suggest me to do the sandwich feedback, which is first paragraph we appreciate their good work, second, we provide constructive feedback, and lastly, we appreciate their work again along with the solutions. Since then, I realized feedback can be both helpful and kind when delivered the right way and I can use empathy to provide thoughtful, productive feedback.

Sekian tips dari saya terkait dalam menjawab pertanyaan untuk HR interview. Semoga membantu dan dapat memberikan insight bagi kalian yang juga pejuang pencari kerja sama seperti saya. Terima kasih. Jika ada yang ingin kalian tanyakan atau diskusikan, bisa ditaruh di kolom komentar ya. Tetap semangat dan terus berjuang!!

[GO!] Travel Blog - Nusantara Trip (10-13 November 2022) – Padang - Bukittinggi, Sumatera Barat


A. Sewa Mobil di Padang

Diawali dengan keinginan sederhana mau makan nasi Padang di Padang, tempat asalnya langsung. Dan dimulai dari refund tiket nyokap ke Australia yang gak bisa berangkat karena pandemi. Jadi, tiketnya bisa diubah untuk beli tiket baru dengan amount yang sama. Karena dia udah males beli tiket lagi buat ke Australia dan tiketnya udah gak ada lagi dengan harga segitu, dimulailah diskusi mau dipake kemana nih refund tiket. Cuma dikasih waktu sampe 31 Desember 2022, kitapun ngide mau ke Padang aja dan itu bisa cover 2 orang PP.

Mulai susun itinerary dan liat-liat vlog ke Padang dan sekitarnya. Karena kita cuma 4 hari 3 malam, kita mutusin untuk fokus di Bukittinggi dan setelah liat vlog Ria SW pastinya. Akhirnya kita jalan ke Padang bertiga sama sepupu gue juga yang ikutan trip ini.

Sampe di Bandar Udara International Minangkabau sekitar jam 9 pagi, kita langsung jalan ke Bukittinggi dengan sewa mobil yang bisa kita ambil di Bandara dan nanti dibalikin lagi di bandara. Biaya sewa mobil di Padang seharga 350rb/24 jam lepas kunci dengan deposit 1,5jt + extra charge antar jemput di bandara 160rb. Jadi total untuk full 3 hari, 2,7jt yang nanti depositnya 1,5jt akan dibalikin waktu balikin mobil di hari terakhir. Gue sewa mobil di Padang Teresha untuk mobil Grand Livina A/T. Karena lepas kunci jadi harga ini untuk mobil aja ya, diluar bensin. Kemarin untuk bensin sekitar 400-500rb buat ke Padang dan Bukittinggi.


B. Lamun Ombak

Setelah proses lepas kunci, kita langsung jalan buat ke Bukittinggi dari Bandara. Destinasi pertama adalah resto Lamun Ombak yang ternyata ada di deket bandara dan sejalan buat ke Bukittinggi. Sekalian makan siang di sini dan menurut gue ini enakk!. Kita minta dihidang jadi menunya dihidang di meja dan karena kita sampe sebelum makan siang, jadi belum terlalu ramai tapi udah banyak yang ngantri buat dibungkus. Menurut gue, ayam gulai adalah harus kalo ke resto padang, jadi gue makan ayam gulai dan bumbu gulainya enak! Beda dari rasa gulai di Sederhana tapi tetep enak, kayak lebih rich bumbunya tapi gak medok banget sampe yang bikin enek. Dendengnya juga enak. Kita makan gak terlalu banyak takut ngantuk di jalan dan kita lanjut lagi buat jalan ke Bukittinggi.




C. Pengalaman Nyetir

Nah, ini menjadi pengalaman pertama gue nyetir di daerah Sumatera Barat yang jalanannya banyak bukit dan berkelok-kelok. Awalnya aman-aman aja masih hampir sama kayak kita nyetir ke Puncak tapi lama-lama lebih masuk ke area bukitnya, jalanannya makin mantap karena jalanannya naik turun, jalurnya makin sempit dan kanan kiri jurang. Selain itu, lawan kita di jalan yang dari jalur sebaliknya banyak truk bensin dan truk batu. Dan cara mobil-mobil nyalip tuh bikin kita nyebut aja di dalem mobil alias kita disalip, kita yang minggir karena yang nyalip bener-bener mepet mobil di jalur sebaliknya. Wahhh sungguh pengalaman yang tidak akan terlupakan. Ini baru ke Bukittinggi gimana kalo kita terusin ke kelok Sembilan.. kayaknya bener-bener harus banyak zikir banyak--banyak si di jalan.

Gak ada macet si untuk sampai di Bukittinggi, tapi capeknya karena harus bener-bener awas waktu nyetir di daerah Sumatera. Di Bukittinggi, kita memutuskan untuk nginep di Hotel Santika karena letaknya di tengah jadi gampang kemana-mana dan hotelnya bagus dengan rate yang gak mahal-mahal banget. Waktu itu kita dapet rate sekitar 800rb/malem buat bertiga dan kamarnya gede + ada balkon buat ngudud jadi gampang. Udah termasuk sarapan juga buat 2 orang. Kita di sini selama 2 malam.



D. Los Lambuang

Setelah check-in, kita pergi ke Pasar Lereng mau coba nasi kapau di Los Lambuang yang katanya pusatnya nasi kapau karena isinya penjual nasi kapau semua. Waktu sampai, agak bingung nemuin Los Lambuang ini tapi berkat nanya-nanya warga sekitar ketemu juga karena tempat ini terkenal jadi pasti orang-orang tau. Sampe sana, emang bener itu tempat isinya nasi kapau dengan berbagai nama jadi tinggal pilih aja. Agak bingung awalnya dan keliatan kita bukan orang sana, semua orang pada ngajak makan di kiosnya. Akhirnya kita pilih kios paling depan aja yaitu, nasi kapau Ni Lis. Karena masih agak kenyang kita cuma pesen 1 porsi dengan tambusu dan rendang. Ternyata porsinya emang gak terlalu banyak dan mungkin karena mereka udah banyak didatangi turis, jadi harganya juga gak bisa dibilang murah. Tapi, menurut aku nasi kapau di sini agak terlalu asin untuk rendang dan tambusu nya. Gak terlalu ada yang istimewa tapi enak ya namanya bumbu masakan padang ya khan.




Selain nasi kapau ternyata ada kedai lain untuk makanan manis yang menarik.Namanya Cindua Langkok Uncu Neli. Kita pesen karena penasaran aja pengen nyoba dan ternyata enak. Jadi, ini kaya cendol tapi pake ketan. Komposisinya hampir sama cuma warna cendolnya beda dan ini seger banget buat menetralisir makanan-makanan sebelumnya yang sangat berbumbu rempah.




E. Jam Gadang (Pisang Panggang HM Zein)

Karena emang tujuan trip ini adalah wisata kuliner, jadi kita emang mengunjungi dari satu tempat makan ke tempat lain jadi begah banget waktu sampe hotel hahaha. Abis itu, kita mampir ke Jam Gadang karena jaraknya yang gak jauh. Ekspektasi gue jam gadang itu tinggi dan besar tapi ternyata gak segede dan setinggi itu hahaha. Tapi dijadiin tempat kumpul dan rame banget selalu. Nyobain jajanan yang ada di sana kaya kerupuk pake semacam saus sate padang terus diatasnya dikasih mie kuning dan ini enakkk!. Penjualnya banyak di Jam Gadang ini dan harganya cuma 5rb. Selain itu, kita nyoba pisang panggang HM Zein yang terletak di ruko sekitaran jam gadang. Jadi ini pisang pake crackers terus disiram kuah santan beuuuhh gue sih suka ya. Dan karena dia jual teh talua / teh telur, sekalian cobain. Rasanya kaya teh susu tapi lebih padet karena ada si telur tapi kalo untuk nyoba lagi, gue pilih teh susu biasa aja ehhehee.







F. RM Family Benteng Indah & RM Selamat

Masih ada 2 tempat lagi yang mau kita datengin yaitu ayam pop di RM Family Benteng Indah dan rendang di RM Selamat. Karena perut udah gak cukup buat diisi lagi, kita memilih untuk dibungkus aja buat makan malem di hotel. Untuk ayam pop di Benteng Indah ini enak aja tapi ya gak yang enak banget sampe mau makan terus dan rendangnya yang memorable buat gue. Karena dia model rendang yang dimasak sampe bumbunya item dan pedes. Ini sih yang jarang gue temuin di Jakarta. Sampe akhirnya kita bungkus si rendang ini saking enaknya. Balik lagi, ini selera ya. Karena gue suka rendang yang bumbu item gini, jadi gue bilang rendang RM Selamat the best! Tapi, kayak sepupu gue yang kurang suka rendang bumbu item, dia bilang ini biasa aja, gak masuk taste dia.




Setelah bungkus, kita balik ke hotel buat bersih-bersih dan makan.

Besokannya, jalan dari pagi biar dapet banyak tempat yang didatengin. 


G. Gua Jepang, Bukittinggi

Hari ke-2 di Bukittinggi, setelah sarapan di hotel, kita menuju Gua Jepang. Karena gue tertarik dengan hal-hal berbau Sejarah, jadi ini tempat yang emang pengen banget gue datengin di Bukittinggi. Awal masuk ada tamannya, terus nanti ketemu Gua nya dan ada guide nya. Kita bisa milih mau pake guide apa nggak buat masuk. Tapi karena kita takut masuk gak bisa keluar lagi dan sekalian biar dapet cerita dari yang lebih tau, kita mutusin untuk pake guide buat dianter ke dalam sampe nanti keluar. Dan mereka ada id card dari Kementerian Pariwisata jadi aman. Diceritain Sejarah awal mula Gua Jepang ini bener-bener bikin merinding dan takjub. Gak kebayang tahun 1940-an Jepang udah bisa bikin dan kepikiran bikin Gua buat persembunyian dan markas dengan struktur yang sampe sekarang masih berdiri kokoh. Dan satu hal yang gue sadari dari tiap Gua yang gue datengin, antara di Bandung dan di sini, tiap masuk Gua pasti adem, padahal tinggi Gua gak tinggi.


Abis itu, guide nya juga cerita kalo orang Indonesia atau Romusha yang dibawa ke sini adalah orang Jawa sedangkan orang Sumatera nya akan dibawa ke Jawa. Tujuannya adalah biar mereka gak bisa kabur karena Bahasa yang berbeda. Kalo sampe bisa kabur pun, mereka gak akan bisa berkomunikasi kan karena Bahasa daerah Jawa dan Sumatra udah dipastikan beda banget. Jenius sih Jepang sekaligus jahat ya. Diceritain juga bangsal-bangsal yang ada di sana bekas tempat pembantaian dan sebagainya, duh ngilu dengernya. Jadi bikin bersyukur belum hidup di jaman itu. Gak heran juga banyak cerita mistis juga di sini.




H. Itiak Lado Mudo Ngarai

Setelah dari Gua Jepang, kita makan siang di Itiak Lado Mudo Ngarai atau bebek cabe ijo yang katanya terkenal di Bukittinggi. Kita nyoba di Rumah Makan Ngarai namanya yang katanya terkenal sama menu ini. Sampe sana, tempatnya sederhana kayak rumah dijadiin Rumah Makan dan lebih kayak Rumah Makan Padang kebanyakan tapi emang spesialisasi menunya di sini si bebek cabe ijo. Langsung pesen dan pas dateng ternyata bebeknya lumayan gede seporsinya. Dan nasi sebagai pondasi orang Sumatera, pastinya dikasih dengan ukuran yang terlihat lebih banyak kalo buat gue yang biasa makan di Jakarta. Bumbu cabe ijo nya enakk. Rasa rempahnya kuat banget dan terbilang pedes walaupun cabe ijo. Tapi buat gue untuk daging bebeknya agak keras. Gue agak lupa seporsi bebek dan nasi berapa tapi sekitaran 30rb kalo gak salah dan itu kenyanggg.


Karena ini hari terakhir di Bukittinggi, abis makan bebek walaupun jadinya agak ngantuk karena kekenyangan, kita langsung balik ke Padang buat explore Padang karena besok udah balik ke Jakarta. Tadinya sekalian jalan balik ke Padang, mau ke istana Pagaruyung tapi karena jalannya agak muter dan takut kelamaan nyampe di Padang, kita memutuskan untuk jalan langsung balik ke Padang. Melewati lagi jalanan menantang maut Sumatera. Tapi karena udah lewat kemaren jadi agak lebih terbiasa walaupun tetep banyak-banyak berdoa dan beristigfar melihat mobil-mobil lawan dan keahlian menyalip supir-supir Sumatera. Agak laper waktu di jalan, kita memutuskan untuk mencoba makanan pinggir jalan di sana. Ada lontong sayur padang!! Sebagai penikmat lontong sayur padang di Jakarta, pengen lah nyobain dia di kota asalnya. Ternyata enak! Emang kayaknya harus makan di warung-warung pinggir jalan aja deh gausah yang tempat terkenal-terkenal. Bedanya, di sini lontong sayurnya pake mie kuning gitu.


Sekitar jam 4 sore kita sampe di Padang dan langsung check-in di hotel.


I. Pantai Air Manis

Destinasi pertama kita di Padang itu ke Pantai Air Manis. Pengen liat batu malin kundang yang terkenal itu. Banyak juga orang yang foto di batu itu. FYI, ini bukan batu asli si Malin ya. Katanya ini dibuat karena cerita Malin Kundang yang terkenal itu jadi emang dijadiin destinasi wisata buat orang-orang mengingat cerita itu. Bentuk batunya emang kayas seseorang yang sujud. Udah gitu aja si batunya gak ada yang spesial. Setelah foto seperti turis kebanyakan, kita santai di Pantai sambil beli kelapa muda. Pantai nya bukan yang buat berjemur ya tapi lebih ke Pantai buat main atv dan semacamnya dan pasirnya pun pasir hitam. Jadi enaknya emang buat santuy di pinggir Pantai sambil jajan.




J. Es Duren Ganti Nan Lamo

Tanpa membuang waktu, kita mencoba es duren yang katanya terkenal di Padang. Di sepanjang jalan ini ternyata banyak tempat es duren. Jadi, kita mencoba yang paling rame ajalah yaitu Es Duren Ganti Nan Lamo. Menunya emang semuanya duren. Kita coba es durennya dan buat gue yang suka manis, enak-enak aja tapi buat yang gak suka manis pasti bilang ini kemanisan. Dengan harga sekitar 20rb lumayan dapet segelas gede. 



K. Sate Padang di Padang

Setelah itu, kita mau nyoba sate padang. Ya kali ke Padang gak nyoba sate. Ada beberapa nama sate padang yang katanya terkenal di Padang. Ternyata, tiap-tiap daerah itu punya signature bumbu sate masing-masing. Ada yang warna nya merah, coklat tua, coklat muda. Dan rasanya pun beda-beda. Ada yang manis banget, duh sangat berbeda dengan ekspektasi sate padang yang biasa dicoba di Jakarta. Dan akhirnya menurut gue, belum ada sate padang yang sesuai selera gue di Padang karena rata-rata rasa bumbunya itu mengarah ke manis cuma kadar manisnya aja yang beda. Sate manangkabau (merah), itjap (coklat tua) kuah manis, danguang danguang (coklat muda). Tapi dari sate yang kita coba di Padang, belum ada yang sesuai sama selera kita nih. Mungkin next nya kita cari sate di wilayah lain di Sumatera Barat.



Pengalaman nyetir di Padang ternyata lebih bikin istigfar hahaha. Karena rata-rata mobil di sini adalah Fortuner, Pajero dan mobil gede lainnya. Dan ternyata walaupun di kota, tetep banyak yang nyalip dari kiri dan kanan walaupun itu dua arah dan ada lampu merah. 

Udah kenyang banget karena makan banyak banget hari ini, sampe hotel malem langsung siap-siap packing buat besok pulang ke Jakarta. Overall, perjalanan ke Padang ini mengesankan dan ternyata sebeda itu kebudayaan serta makanan walaupun kita sama-sama di Indonesia bahkan satu provinsi aja bisa beda beda cara masak dan rasa makanannya. Makin cinta sama negara ini kalo ngelihat keberagaman dan kekayaan budaya ini. Pokoknya gak nyesel malah pengen lebih lama dan explore daerah lain di Sumatera Barat karena penasaran kaya gimana budaya dan tempat serta makanan di tempat lainnya. Semoga tiket pesawat domestik bisa lebih affordable ya biar lebih banyak wisatawan domestik yang pergi ke daerah lain di Indonesia.

[GO!] Travel Blog - Solo Europe Trip November 2019 – [part 3] (Roermond (factory outlet) - Praha (otw jadi chicken nugget, dingin banget) – Milan (resto ada jam istirahatnya))

PART 3

Udah part terakhir nih kita dari perjalanan solo trip gue ke Eropa kali ini dan destinasi atau kota selanjutnya yang gue kunjungi yaitu, Roermond. Di mana Roermond? Jadi dia itu kota di Belanda yang dimana di situ ada factory outlet/designer outlet, tempat barang-barang branded dijual dengan harga yang biasanya lebih murah dengan harga di Indonesia. Banyak juga barang yang udah keluaran lama jadi harganya juga lebih murah dari di toko biasa (“lebih murah” karena gak se-murah itu sebetulnya hahaha) dan untuk foreigners bisa dapet VAT refund atau diskon tambahan. Jujur ke Roermond emang cuma sehari dan cuma buat ke factory outlet doang. Perkara karena sejalan sama ke Praha sih ke sini tuh dan kepo aja sama harga-harga barang di sini.

Jadi gue ke Roermond naik bis pagi dari Paris naik Eurolines dan sempet ganti bis di Brussel ganti ke Flixbus. Kalo di total sekitar 23 EUR. 





Sore sekitar jam 5 udah sampe di Roermond dan langsung muter-muter di factory outlet dengan koper (sangat tidak efisien) karena penginapan gue di Roermond agak jauh dari factory outlet. Gue harus menggeret koper lagi dan lagi menyusuri Roermond Factory Outlet yang jalannya bukan aspal tapi batu-batu. RIP roda koper gueee :(. Dan waktu itu lumayan dingin udaranya sekitar 14-15 celcius. Malemnya makin dingin sampe sekitar 12 celcius.



Untungnya waktu gue sampe di factory outlet, malemnya ada semacam acara kembang api di bawah bianglala dan bagi-bagi minuman hangat gratis. Setelah menghangatkan badan sejenak dengan minuman gratis susu jagung yang enak juga ternyata, akhirnya baru mikir gimana cara gue ke penginapan karena itu udah lumayan malem sekitar jam 10 dan daerah Roermond gak kaya kota-kota besar, yang mana gak ada kereta ataupun Uber buat ke penginapan. Sebelumnya, gue emang udah research kalo gue bisa ke penginapan dari factory outlet naik bis dan bis itu ada sampe tengah malem. Tapi, tetep deg-deg an takut udah berubah jadwal akhirnya gue menunggu di pemberhentian bis pinggir jalan dengan jalanan yang sangat sepi hampir gaada mobil lewat buat nunggu itu bis. Nanya ke petugas deket factory outlet juga mereka gak bisa kasih jawaban itu bis bakal ada atau nggak. Mati lah gue. Tapi, bismillah aja sambil nunggu sendirian, sekitar 20 menit nunggu alhamdulillah itu bis lewat dan bisa bayar pake kartu Jenius karena gue gak beli tiket harian di Roermond ya karena kan gak lama juga di sana.

Untungnya emang gue nyari penginapan yang deket pemberhentian bis jadi waktu itu bis lewat gue kayak makasih Ya Allah bisa tidur di kasur hari ini. Harga tiket bis ke penginapan sekitar 5 EUR sekali jalan, memang agak mahal dibanding bis dalem kota lainnya. Tapi, waktu gue cek emang lumayan jauh dan jalannya beneran gelappp jadi kalo gue gak naik bis itu, gatau deh gimana cara gue ke penginapan. Tapi, di bis itu pun terbilang rame, karena banyak juga yang naik jadi gue agak tenang. Oiya, sebelumnya gue pun udah tanya ke penginapannya lewat chat apa ada transportasi ke situ di malam hari dan pas dia bilang ada bis, makannya gue ambil di sini.

Sampe di penginapan, udah tengah malem dan ternyata bawahnya dia itu kaya bar dan kamar gue di atas. Seperti biasa, mendapat tangga untuk ke kamar adalah sudah biasa jadi geret koper ke atas dengan tangga yang lumayan curam adalah tantangan yang mau gak mau harus aku suka. Penginapannya enak, bukan bangunan baru tapi sangat terawat dan bersih. Jadi modelnya kaya lantai atas setelah naik tangga, langsung meja makan dan dapur terus ada kamar-kamar dan kamar mandi. Kamar gue modelnya kamar loteng yang di atap tapi bersih dan lumayan gede. Ahhh akhirnya menyentuh kasur setelah perjalanan lumayan bikin deg-deg an hari ini. Self-check in karena gue emang bilang bakal nyampe tengah malem karena rencana emang cuma numpang tidur dan besok pagi balik lagi ke factory outlet sambil nunggu bis ke Praha. Jadi tinggal ambil kunci di tempat yang udah mereka infoin sebelumnya, mandi, dan tidurrrrr.


bisa dilihat daerahnya udah beda ama Roermond. Jaraknya sekitar 3km dari Roermond factory outlet



Besokannya, sampai waktu check out jam 12 siang, gue sarapan dulu di penginapan karena dapet sarapan roti dan susu yang lumayan banget buat ganjel perut. 


Akhirnya jalan lagi ke factory outlet dengan koper lagi nunggu bis di depan penginapan yang sangat sepi dan bikin hepi karena seenak itu lingkungannya. Sekali lagi, jalan-jalan dengan koper sangat tidak asik dan gue sangat tidak merekomen ini hahaha gue pun gak mau lagi mengulang kesalahan ini dan kalian juga jangan ya… kalo bisa dan mau ke factory outlet usahakan one day trip aja dan gausah nginep atau ambil factory outlet di daerah atau negara yang kalian singgahi jadi gak perlu geret-geret koper di sana.

Setelah beli beberapa barang yang dititip, bis gue ke Praha sekitar jam 7 malem jadi bingung banget nunggu di mana.. mau nunggu di luar juga otw jadi human nugget si kalo kelamaan alias lebih dingin dari kemaren dan anginnya mantap pol kena muka berasa ditampol. Untungnya ada Mcd di dalem factory outlet itu jadi bisa buat tempat nunggu setidaknya tidak kedinginan di luar.

Akhirnya udah mau jam 7, jadi gue jalan ke tempat pemberhentian bisnya kaya di pinggir jalan gitu gaada terminal atau apapun itu bener-bener kaya bis parkir aja. Nah di Eropa emang banyak tempat berenti bis yang gak di terminal apalagi tempat turunnya dan biasanya di pertengahan jalan dari satu negara ke negara lain. Mereka akan berenti sejenak buat naikin penumpang lagi kalo ada (biasanya kalo di kota-kota kecil). Oiya dan imigrasi waktu kita ninggalin satu negara ke negara lain ada aja pemeriksaannya secara random gitu orang yang jaga border akan masuk ke bis dan minta paspor kita buat di cek. Tapi dalam perjalanan ini gak dapet si gue pemeriksaan paspor.

Dan hampir aja ketinggalan bis waktu tengah malem bis istirahat di daerah Essen, Jerman yang gue pun gaktau exact ada dimana dan gue turun buat beli Mcd di situ. Bener-bener gue salah liat jam kalo bis itu bakal istirahat sekitar 2 jam sampe jam 10:30 dan gue ngerasa itu masih jam 10 hahaha. Namun, untungnya abis gue beli Mc nugget dan makan di sana, gue memutuskan untuk balik ke bis saat gue ngerasa itu baru jam 10. Ternyata, itu udah jam 10:30 pas dan bis udah nyalain mesin tinggal jalan. Untungggg nya gue balik ke bis dan gak nunggu di Mcd. Kalo nggak, amsyong banget gue ketinggalan bis di daerah antah berantah dan gatau lagi mesti gimana karena itu udah tengah malem.

Jalan lagi naik bis sambil ketawa kecil karena hampir aja gue melewatkan bis dan mengalami ketinggalan transportasi.. Tiket bis dari Roermond ke Praha sekitar 38 EUR.



Akhirnya gue sampe di Praha yang memang jadi tujuan gue ke Eropa lagi selain ke Barcelona sekitar jam 8 pagi. Wahhh ternyata Praha dinginnya maksimal alhamdulillah dapet pengalaman ngerasain udara minus. Pas sampe tuh -1 derajat dan gue harus naik kereta ke arah hostel dan jalan buat naro koper dulu karena belum bisa check-in. Untungnya dari pemberhentian kereta ke hostel gak terlalu jauh, bisa cuma jalan 5 menit. Tapi ya lumayan menggigil ya.. Rencana mau langsung jalan-jalan di Praha, agak di postpone 2 jam nunggu udara angetan, jadi gue mulai jalan sekitar jam 10an.




penampakan lobby hostel-nya

Beneran deh Praha secantik itu kotanya. Walaupun hari pertama dipenuhi kabut dingin, gak nyembunyiin kecantikan kota ini. Bangunannya rata-rata dari bata merah dan jalanannya juga. Jadi, emang agak berat buat jalan karena berasa pake sendal kesehatan yang melancarkan aliran darah. Praha memang kota tua yang bagus dan terawat. Ya memang ada di beberapa bagian tetep ada sampah dan terlihat kumuh tapi udara dingin dan kabut bikin itu gak jadi soal.

Walaupun jam 10 pagi pun di Praha sedingin itu, sampe ngebatin dalem hati bisa gak nih gue keluar jalan-jalan. Waktu cek aplikasi cuaca, tetep masih -1 derajat aja tapi tetep sikat lah kapan lagi jadi nugget berjalan. 


Praha

Wenceslas Square

Ternyata hostel gue deket sama Wenceslas Square ini, jadi jalan 3 menit udah sampe di sini. Jadi, square ini merupakan salah satu yang terbesar di Praha dan emang jalanannya gede dan lebar banget serta banyak banget orang lalu lalang karena banyak toko dan tempat yang bisa didatengin di sekitar sini, ada museum, hotel, dan banyak monumen yang bisa dilihat. Terlihat dari banyaknya rombongan anak-anak yang lagi study tour dan juga turis. Dan mengingat udara yang dingin banget jadi foto bentar, lanjut ke tempat selanjutnya.



gak lupa jajan kopi dulu

dan jajan trdelnik yang banyak dijual disepanjang jalan


Old Town Square, Praha

Setelah itu gue ke Old Town yang di sana ada city hall, Tyn Cathedral, Astronomical Clock dan bangunan-bangunan lama yang masih terawat sampai sekarang. Karena gue sangat mengagumi jalanan Praha, gue memutuskan jalan dari Wenceslas Square ke Old Town ya sekitar 15 menit jalan walaupun harus berusaha kuat menahan dingin. Bagus banget itu aja yang gue bisa bilang dari Praha. Kotanya tenang dan udaranya adem mengarah ke dingin banget si tapi bisa dimaklumi dan terlupakan mengingat kotanya bagus. Tapi, sayang waktu ke sana emang agak berkabut tapi gak mengurangi kecantikan ini tempat. Gue cuma jalan-jalan di sekitaran old town square ngeliatin orang lewat dan memanjakan mata, foto-foto dikit, dengerin kakek nge-jam di pinggir jalan pake saxophone, dan motoin orang. Gak lupa beli tumbler starbucks buat koleksi pas gue liat ada gerai Starbucks di sini.





Prague Castle

Selanjutnya, gue memutuskan buat ke Prague Castle yang letaknya agak di atas dan harus nyebrang sungai jadi gue ke sana naik tram No. 22 turun di stasiun Prague Castle. Kalian harus coba sampe ke atas dan lihat pemandangan kota Praha dari atas Prague Castle, cakepppp!. 



Charles Bridge

Abis itu, tujuan terakhir di hari ini karena badan sudah mulai gak kuat saking dinginnya padahal masih pengen explore Praha, yaitu Charles Bridge. Sebenernya, rute dari tujuan pertama sampe Charles Bridge ini sejalan dan bisa jalan tapi karena dingin banget itu, gue memutuskan untuk naik tram sambil ngangetin badan dalem stasiun. Charles Bridge hari itu lumayan rame. Banyak turis dan orang yang lewat dan juga karena ada jalanan yang jual merchandise Praha di sekitar situ. Gue cuma jalan nyebrang Charles Bridge ini sambil ber “wawwww” ria karena sebagus itu. Aduh gatau deh berapa kali gue mengagumi kota ini dalem hati. Kalo kalian tipe yang pengen memanjakan mata dan daerah tenang, Praha bisa jadi pilihan kalian.

Setelah muter-muter sekitaran Charles Bridge, gue memutuskan untuk balik ke hostel naik Uber dan karena waktu udah bisa check-in. Pengen rebahan dan mandi. Agak nyesel cuma 2 hari semalem di Praha. Doain mungkin next ke sana bisa lamaan ya explore kota ini. Tadinya malem ini pengen keluar lagi tapi badan udah capek banget dan besok siang udah harus lanjut ke kota terakhir yaitu, Milan.



Pas masuk kamar, agak kaget karena ternyata kamarnya gede banget dengan ada 3 kasur dan tembok yang sangat colorful. Padahal gue cuma pesen 1 kamar buat 1 orang. Awalnya agak takut aja si ini kasur mau diapain orang gue cuman sendiri tapi kalo ke luar negeri biasanya keberanian dateng sendiri dan lebih tepatnya kepepet keadaan mau gak mau harus berani.





Praha – Milan

Dari Praha gue akan lanjut ke kota terakhir yaitu Milan naik bis DB yang transit di Munchen. Harga tiket bis dari Praha ke Milan sekitar 45 EUR

tiket DB emang semuanya dalam bahasa Jerman jadi selama ada tempat berangkat, tujuan, jam dan harga yang bener, aman



tak lupa bekalnya indomie seleraku

Dari terminal bis di Praha bis jalan sekitar jam 2, Praha hl.n. (Autobusová St.Wilsonova) perjalanan sekitar 5 jam untuk sampe ke Munchen ZOB. Sampe di Munchen ZOB sekitar jam 7 malem tapi gak kemana-mana cuma nongkrong di McD karena kita bawa koper gede dan sendiri. Dari Munchen gue lanjut naik flixbus buat ke Milan jadi pindah bis. Tenang aja di sana sign-nya dan alamat udah tertera di tiket. Tapi, kalian harus pastiin juga karena flixbus itu tempat berentinya suka di pinggir jalan bukan di dalem terminal. Jadi, pastikan kalian naik bis yang bener ya. Dan jadwal mereka bener-bener on time jadi jangan sampe telat ya. Dan karena mereka biasanya berenti cuma sebentar jadi jam departure bener-bener berangkat itu bis. Sama lah kaya kereta juga gitu. Di jadwal gue berangkat dari Munchen jam 11 malem. Dan karena rata-rata terminal di sana udah enak dan gede, jadi bisa buat tempat nunggu. Tapi karena dingin dan terminal mereka itu biasanya semi outdoor jadi anginnya semriwing banget kalo nunggu bahkan di dalem terminal. Jadi, setelah anginnya menusuk tulang, pindah ke McD untuk nunggu bis.


Milan

Sampe Milan kayaknya udah jam 7an gitu karena agak macet di jalan. Seperti biasa kalo bawa koper gede, biasanya gue naik Uber buat ke hotel. Sampe hotel, di Hilton Garden Inn yang ternyata dapet rate lumayan murah untuk sekelas Hilton ya cuma 800rb untuk kamar 2 orang dan karena udah kota terakhir jadi gue pilih yang beneran bisa nyaman aja buat tidur dan mandi. Emang lokasinya agak di dalem gang (tetep deh di sana suka aneh-aneh lokasi hotelnya tuh) tapi kamarnya lumayan banget karena kali ini beneran hotel bentuknya. Gue sampe jam 8an dan tanya bisa early check-in atau nggak karena udah mau remuk banget ini badan selalu tidur ayam di bis dan bisa tanpa kena biaya wiiiihh manteppp. Rebahan bentar dan mandi, gue memutuskan untuk lanjut explore Milan sambil cari makan siang.

Awalnya gue gaada niat mau ke Milan karena denger-denger kan kotanya kurang aman ya dan gue jalan sendiri. Selain itu, gak ada juga tempat yang mau gue datengin banget di Milan tapi karena tiket pesawat pulang gue dari Milan, jadi mau gak mau harus singgah  dan ternyata tidak se-serem kata orang-orang ya. Tapi emang kotanya gak sebersih itu dan banyak tunawisma berkeliaran di sepanjang jalan maupun di sekitar tourist attraction.

Untungnya hari ini gue janjian sama temen yang lagi ambil S2 di Milan jadi dia akan ajak gue jalan-jalan. Sebelum jalan, ada coffee shop kecil depan hotel jadi gue mencoba latte-nya dan satu kue buat ganjel. Harga kopinya sekitar 3 EUR dan kuenya 2 EUR jadi total 5 EUR. Enak si latte-nya ya dan kapan lagi minum kopi di Itali ya kan.

Perjalanan pertama gue di Milan dimulai ke Duomo of Milan. Ini sebenernya Cathedral tapi ya dijadiin tourist attraction juga dan emang ada square-nya karena luas dan cocok buat orang foto-foto. Gue cuma foto di depannya aja seperti biasa dan gak masuk. Dari depan aja udah bagus banget bangunannya. Dan di sini kayaknya tiap hari dan hari apapun pasti rame. Karena emang bener-bener spot turis dan letaknya ditengah jadi gampang kemana-mana dan enak buat tempat janjian. Dari sini tinggal jalan 5 menit-an bisa ke Galleria Vittorio Emanuele II yang banyak tempat brand-brand mahal membuka store-nya di Milan dan atapnya yang terkenal itu.

Duomo of Milan

Galleria Vittorio Emanuele II

Selain itu, bisa lewatin Leonardo da Vinci Museum, Apple store plaza del Liberty, Castello Sforzesco di Milano, Arco Della Pace, dan Monument Giuseppe Garibaldi. Selain itu, gue juga menyempatkan ke store Starbucks Reserve pertama di Italia yang baru buka tahun 2018 dan bagus serta gede banget tempatnya. Waktu gue ke sana tahun 2019 aja rame banget.






Waktu jalan mau cari makan malem, naik subway dan memutuskan lagi untuk mencoba kopi di Itali, kali ini beli di coffee machine dalem stasiun aja yang katanya enak juga, nama brandnya Lavazza dan cuma 0,9 EUR dan enak beneran, gak kalah sama kopi pertama yang gue coba di coffee shop. Tapi emang cup kecil aja si untuk harga segitu. 

Abis itu jalan lagi ke daerah Porta Genova mau cari makan yang Itali banget dan terkenal sama sungainya itu. Sampe sana jam 6an ternyata rata-rata resto nya tutup karena kebanyakan resto Itali akan ada istirahat dari jam 5-7 malem baru dia buka lagi. Haduuuu akhirnya jalan-jalan aja disitu dan emang masih sepi banget jam segitu.

Akhirnya temen gue ngajakin makan pizza yang "Itali" banget dan enak, nice try dulu siapa tau sampe sana udah buka karena harus naik kereta lagi ke sana. Ternyata sampe sana mereka masih istirahat dan belum buka lagi bahkan keliatan dari luar, staff-nya lagi makan dan nonton tv. Sepertinya oke kalo kalian mau nyari kerjaan yang work life balance di Itali hahaha. Udah laper pake banget dan kayaknya gak bisa nih nunggu jam istirahat mereka sampe jam 7 karena kita abis jalan berkilo-kilo. Akhirnya gak jadi nyobain pizza asli itali hikss hikss dan akhirnya memutuskan makan kebab yang porsinya segede pentungan baseball. Wah kenyang banget asli alias masih bisa dibungkus itu kebab.


Besoknya, hari terakhir di Milan dan penutup Solo Europe Trip gue kali ini, mau nyobain pizza terkenal di Milan, Pizza Spontini yang satu slice-nya aja ukurannya gede banget. Untungnya nemu store-nya deket Duomo jadi sebelum ke bandara, gue beli ini dulu dan selain gede dia emang enak si mungkin karena fresh selalu baru dibikin. Satu lagi yang biasanya kalo di Indonesia gak pernah beli tapi selalu gue beli pas di Eropa, yaitu Coca Cola. Cola di sini lebih enak menurut gue karena gak terlalu manis tapi soda nya berasa.




Yah udah segitu aja cerita gue untuk perdana solo trip ke Eropa kali ini. Banyak ceritanya yang gue alami sendiri tapi satu hal yang gue belajar dari trip ini adalah JANGAN KEBANYAKAN DI JALAN LAGI LAH LAIN KALI karena tidur di bis itu kurang recommended dan gak usah terlalu ambi untuk ambil negara-negara yang jauh hahaha. Tapi kalo gak gini, kita gak ke Barcelona dan gak penasaran lagi sama Plaza Cattaluna yang dibilang Fariz RM hahaha. Untuk next—nya mungkin gue akan lebih memilih ke Eropa timur dan explore kota-kota tua yang tenang dan cantik ya.

See you di perjalanan selanjutnya, peeps!!!